TUGAS AKHIR KEBIDANAN
Perbedaan Frekuensi Kejadian Spotting pada akseptor Baru dan Lama KB Suntik DMPA di BPS Ny Anik Basuki Desa Ampeldento Kecamatan Pakis Kabupaten Malang
DMPA kini tetap dipakai disekitar 90 negara, bagi akseptor KB suntik efek samping yang dirasakan adalah gangguan pola haid menstruasi tak lagi terjadi setiap bulan, ada juga gangguan dari liang senggama, namun perdarahan hebar sangat jarang terjadi. Keluhan terbanyak para pemakai KB suntik adalah gangguan perdarahan baik berupa perdarahan bercak, Amenorche dan haid tidak teratur. Hampir 40% kasus mengeluh gangguan haid sampai akhir tahun pertama suntikan DMPA. Perdarahan bercak merupakan keluhan terbanyak yang akan menurun dengan makin lamanya pemakaian. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan frekuensi kejadian spotting pada akseptor baru dan lama KB suntik DMPA.rnDesain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi observasional dengan jenis case control. Sampel diambil dari populasi akseptor KB suntik DMPA yang mengalami spotting di BPS Ny. Anik Basuki Desa Ampel Dento Kecamatan Pakis Kabupaten Malang sebanyak 30 orang dengan pembagian 15 orang pada akseptor baru dan 15 orang pada akseptor lama. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Data ini diolah dengan menggunakan uji chi square, dengan tingkat kemaknaan adalah nilai 0,005.rnDari hasil pengolahan data didapatkan nilai x2 hitung = 7,032 yang nilainya lebih besar dari x2 tabel (3,841) sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan frekuensi kejadian spotting pada akseptor baru dan lama KB suntik DMPA. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormone sehingga endometrium mengalami perubahan histologi.rnSarannya adalah diharapkan adanya peran bidan dalam mengatasi permasalahan spotting tersebut seperti dengan memberi suatu pengarahan mengenai penanganan dan penyebabnyarn
020060028 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain