TUGAS AKHIR KEBIDANAN
Kajian Perubahan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik Depo Progestin Di Polindes Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang
Di negara-negara maju, keluarga berencana bukan lagi merupakan suatu program atau gagasan, tetapi telah merupakan falsafah hidup masyarakatnya. Sedangkan di negara-negara yang sedang berkembang keluarga berencana masih merupakan program yang pelaksanaannya harus terus ditingkatkan. Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat dan diakui keberhasilannya di tingkat Internasional. Hal ini terlihat dengan meningkatnya angka kesertaan KB dari 57% pada tahun 1997 menjadi 60% pada tahun 2003. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Polindes Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, dari 10 akseptor KB suntik Depo Progestin, 10 akseptor tersebut mengalami perubahan berat badan setelah menggunakan KB suntik Depo Progestin lebih dari 1 tahun dan ibu merasa tidak nyaman.rnJenis penelitian yang dilakukan ini adalah deskriptif. Sampel penelitian ini adalah akseptor KB suntik Depo Progestin di Polindes Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang sejumlah 52 responden. Sampel diambil dari populasi dengan cara quota sampling.rnBerdasarkan analisa data dari kajian perubahan berat badan pada akseptor KB suntik Depo Progestin di Polindes Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, dapat diketahui bahwa sebagian besar akseptor KB suntik Depo Progestin mengalami peningkatan berat badan antara 2,3-2,9 kg sebesar 67,31%, selebihnya dengan berat badan tetap (26,92%) dan sebagian kecil mengalami penurunan berat badan (5,77%). Pada karakteristik responden, pendidikan yang paling banyak adalah tamat SD, pekerjaan yang terbanyak adalah ibu rumah tangga, berdasarkan usia yaitu antara 20-35 tahun, pada jumlah anak adalah 2-3 orang dan berdasarkan riwayat KB, responden yang paling banyak adalah yang belum pernah KB.rnKesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar akseptor KB suntik Depo Progestin mengalami peningkatan berat badan. Menurut salah satu teori, hal ini disebabkan karena DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya. Disarankan pada akseptor KB agar lebih bijaksana dalam memilih kontrasepsi yang tepat sesuai dengan keadaan kesehatannya.rn
020080016 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain